Jumat, 01 Mei 2015

Intermezzo: Gereja Ijen dan Gereja Kayutangan

Assalaamu'alaikum, Travellers! Hmmmm, kayaknya ada yang beda dengan postingan kali ini. Karena yang kita tampilkan bukan seperti yang terlihat di judul. Kalau judul di atas berbicara mengenai gereja di kota Malang, yaitu Gereja Ijen dan Gereja Kayutangan, ini bukan berarti kita mau semena-mena beribadah di sana. Yang kita maksudkan dari postingan ini adalah apa yang bisa kita lihat di bumi Allah, sekalipun itu berasal dari keyakinan yang berbeda dengan kita.


Coba kita lihat, gak perlu sampai masuk, karena belum tentu kita yang berlainan agama diizinkan masuk ke dalamnya. Setidaknya kita lihat dari luar aja. Tanpa referensi apa-apa, selain yang ada di gambar. Gimana? Setuju?


Gereja di atas ini dikenal dengan nama Gereja Ijen. Lhah? Tau dari gambar sebelah mananya? Ya tau aja, kan gerejanya sendirian (sendiri dalam Bahasa Jawa berarti ijen), hehehe. Gak lah, tadi habis baca bentar di Google, nama gerejanya apa gitu, kalau gak salah GPIB Immanuel. Pokoknya gereja ini terkenalnya dengan nama Gereja Ijen, karena lokasinya terletak di ujung bundaran Jl. Ijen, tepatnya ada di Jl. Guntur. Dilihat dari arsitekturnya, gereja ini kelihatan banget nuansa alam dan Eropanya ya? Lumrahlah, kan kabarnya gereja ini peninggalan Belanda jaman penjajahan dulu. :)


Selain gereja yang 'badannya' gemuk ini, ada juga gereja di Malang yang lebih ramping. Namanya Gereja Kayutangan. Gereja ini ada di Jl. Basuki Rahmat, di sekitar alun-alun Kota Malang. Nah, gereja ini juga menawarkan pemandangan keeropa-eropaan gitu.


Selain nuansa yang masih terjaga asli bekas peninggalan Belanda dulu, gereja ini juga menjadi saksi bisu terpeliharanya keharmonisan antarumat beragama. Menjadi saksi bisu bersatunya saudara sesama bangsa. Menjadi saksi bisu perwujudan Pancasila sila ketiga, Persatuan Indonesia. Gak percaya? Coba lihat, gambar-gambar di bawah ini yang menunjukkan melubernya jamaah shalat ied di jalan raya, hingga halaman gereja, dan pihak gereja memakluminya.


Tuh, kaaannn! Salut beratus-ratus jempol deh buat masyarakat Malang yang jiwa toleransinya luar biasa tinggi, bahkan untuk sesuatu yang sensitif seperti pelaksanaan ibadah yang berbeda keyakinan ini. :)


Benar-benar luar biasa kan? Yang Islam bersatu dengan yang Nasrani, sementara yang Nasrani menghormati ibadah yang Islam. Kereeeeennnnnnn!!!! (y) (y) (y)


Ini bukan hanya sebagai bukti bahwa kerukunan terjalin, tetapi lebih dari itu, bahwa bangsa Indonesia, khususnya warga Malang, sangat menghormati perbedaan dengan tidak menjadikan perbedaan itu sebagai sarana perpecahan. Luar biasa!

Sampai di foto-foto seperti ini, si penulis blog ini langsung speechless alias kehabisan kata-kata. Cukup gambar aja yang mewakilkan semua isi hatinya. Berasa kayak punya saudara jauh yang menurut banyak manusia gak akan bisa bersatu tapi kenyataannya malah terbukti sebaliknya.


Udah, ah, Travellers! Jadi pingin nangis bawaannya kalau lihat Indonesia yang sering berantem antarsuku, antaretnis, antaragama, di Kota Malang yang tampak malah berlawanan dari kabar itu semua. Intinya, tetap puji Allah dimanapun kita berada, termasuk saat melihat hamba-hambaNya yang berbeda pemikiran dan pandangan saling memanusiakan satu sama lainnya. Ketemu di postingan selanjutnya. Wassalaamu'alaikum. ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar