Kamis, 21 Mei 2015

Makanan Khas Tempo Dulu Kota Batu Malang

Assalaamu'alaikum, Travellers! Udah lama ya gak ketemu. Akhirnya kita ketemu lagi dengan ocehan yang semakin luar biasa kreezzzzziiiiiiiii.. :)

Okeh, karena kita udah keliling-keliling Batu Malang, jadi hari ini kita lewati dengan sedikit cemilan, biar badan gak seberapa lelah. Setuju kan, Travellers? ^_^

Nah, karena kita lagi ada di Kota Batu Malang, coba kita intip lagi beberapa kuliner khas kota Batu Malang yang udah ada sejak zaman gak enak dulu. Apa aja itu? Ini dia beberapa makanan enak cita rasa tempo dulu yang masih harus dilestarikan hingga sekarang. ^_^

1. Gethuk Lindri
Gethuk lindri ini terbuat dari singkong, gula, garam, pewarna makanan (kalau pewarna ini hanya sesuai selera aja sih), trus dikasih taburan kelapa yang dikukus terlebih dahulu. Tapi sekarang yang jadi topping bukan cuma kelapa lo. Lhah, trus apa kalau bukan kelapa?



Ya keju dong! Nih, contohnya! Kalau Travellers pingin ngiler, gapapa, ngiler aja! Yang mosting ini udah ngiler duluan tadi. ^_^



2. Cenil

Cenil adalah makanan yang terbuat dari tepung tapioka (tepung kanji), garam dan air. Biasanya dikasih topping kelapa, kayak getuk lindri gitu. Tapi untuk performance si cenil yang juga disebut klanting ini gak cuma berbentuk lonjong dengan ujung runcing kayak cendol, tapi ada juga yang dibentuk kayak sate, ada yang bulat, ada yang dadu, ada yang yaaaa... pokoknya selera pembuatnya aja, hehehe. Kayak gambar di bawah ini nih...


Urusan 'partner' makanan, si cenil ini biasanya digabung dengan lupism pura (baca: puro), jenang tawar hijau, pertula, klepon, gatot hitam, puli, klepon, ketan hitam, dan tiwul.




Yang pingin dapat jajanan ini, gak usah galau, gak usah bingung! Langsung aja meluncur ke daerah yang ada depot kleponnya atau di pasar tradisional. Atau kalau Travellers beruntung, pas ada festival makanan atau jajanan tradisional tempo dulu di Batu Malang, biasanya penjual cenil ini bertebaran dimana-mana. Tinggal kita yang pinter-pinter milih, mana yang aman untuk dimakan, mana yang tidak. Kan gak semua cenil itu pakai pewarna yang aman untuk makanan, jadi kita sendiri yang harus waspada dan teliti untuk memilihnya. Jangan sampai cenil yang kita makan warnanya terlalu mencolok ya, khawatirnya kebanyakan pewarna dan gak aman untuk tubuh. :)

 
Coba, Travellers tebak, dari dua gambar di atas dan di bawah ini, kira-kira cenil yang mana yang aman untuk dikonsumsi jika dilihat dari ketajaman warnanya? ^_^


3. Kue Putu Lanang
Hmmm, biasanya sebagian dari kita kalau dihadapkan pada nama kue putu, yang keluar di otak adalah kue putu seperti di bawah ini. Iya gak?


Padahal, kue putu sendiri ada beberapa macam, seperti kue putu ayu, kue putu lanang dan kue putu mayang. Nah, yang dimaksud di gambar tadi adalah kue putu lanang yang terbuat dari tepung beras dan diisi dengan gula Jawa di tengahnya lalu dikukus. Sedangkan kue putu mayang, udah beda lagi bahannya. Begitupun teksturnya. Kue putu lanang teksturnya lebih kesat, sedangkan kue putu mayang lebih licin dan kenyal. Trus, kalau putu ayu? Ada bedanya gak dengan putu lanang? Ah, tanya mulu sih, tadi malem gak belajar ya? *ngeles, hehehe* ^_^


Nah, yang dimaksud makanan khas tempo dulu kota Batu Malang di sini adalah kue putu lanang. Taraaaa!!!!


Secara pribadi si penulis ini juga suka makan kue yang satu ini. Daya tariknya selain dari rasa adalah cara promosi si penjual kue putu. Bukan pakai kentongan kayak penjual bakso zaman baheula, atau pakai kenong kayak penjual es potong, melainkan gak pakai apa-apa selain suara uap kukusan yang mengundang siapapun peminat dan penggemar kue yang jadi primadona masyarakat di segala usia ini mendekat dan membelinya.


Dan percaya gak percaya, di Kota Batu Malang, yang jualan seperti ini jumlahnya sangat banyak! BAAANYAAAKKKK!!! Kalau di sekitar Surabaya, Jombang, Mojokerto, penjual kue putu biasanya keliling alias 'jemput bola' dulu ke pelanggan, kalau di Malang malah sebaliknya, bolanya yang jemput ke penjual. Jadi gak heran kalau banyak stand putu lanang berdiri di sekitar jalanan yang biasanya dilewati oleh para pedestrian atau pejalan kaki. ^_^



4. Jajanan Pasar Tampah
Hmmm, untuk jajanan pasar tampah ini isinya gak mesti. Yang jadi pusatnya nilai tempo dulunya adalah wadah atau tempatnya. Sementara isinya, menyesuaikan. Jajanan tampah atau biasa disebut jajanan nampan ini juga memiliki tujuan tersendiri. Bisa sebagai sarana melestarikan wadahnya yang disebut tampah. Bisa juga sebagai sarana untuk menjaga kebersamaan. Yah, namanya juga jajanan tampah, makannya juga harus bareng-bareng dong. Kan gak lucu banget kalau tampahnya dibawa ke sana kemari ditawarkan kepada tamu atau pengunjung. Toh biasanya jajanan ini dihidangkan di tengah-tengah hadirin dan karena wadahnya gede (gak kayak nampan biasa), para hadirinlah yang harusnya mendatangi jajanan ini. Ini sekaligus sebagai wujud 'menjemput rezeki' yang berbuah kebersamaan. :)


 

Isi dari jajanan tampah ini beragam. Ada yang berupa jajanan tradisional yang biasanya hanya berbekal kue kukus atau dibungkus dedaunan, dengan bahan yang belum terjamah dunia kuliner modern, seperti nagasari, roti kukus, lemper, mendut, dadar gulung, onde-onde, lapis, jenang, beragam gorengan (tahu isi, pisang goreng, ote-ote atau bakwan, dsb.), apem, dll. Ada yang berupa jajanan modern, kayak roti pakai coklat, agar-agar, risoles, brownies, kue roll atau spiku, sus basah, pastel, dst. Ada juga yang memadukan keduanya menjadi satu, sehingga ada unsur modernitas dan tradisional di dalam satu nampan. Hmmmm, Bhinneka Tunggal Ika banget deh pokoknya. ^_^



Rata-rata kue yang disajikan adalah kue kering, walaupun ada juga yang menyajikan kue basah. Maksud dari disajikannya kue kering ini biar tidak mudah basi kalau dibawa ke luar kota. Sedangkan penyajian kue basah memiliki arti tersirat bahwa kue itu harus segera dimakan saat itu agar tidak mubadzir atau sia-sia. ^_^



Kalau di daerah tempat tinggal Travellers, apa aja sih isinya jajanan tampah ini? Bagi-bagi ilmunya ya ke kita-kita. ^_^



Cukup segini dulu aja ya pembahasan kuliner kita tentang makanan khas tempo doeloe Kota Batu Malang. Kapan-kapan kita sambung lagi dengan pembahasan yang oke punya yang bikin kita teringat terus dan pingin mampir ke Batu Malang lagi untuk nggondol oleh-oleh khasnya. ^_^

See you next time and wassalaamu'alaikum. ^_^

Selasa, 12 Mei 2015

Pasar Dewi Sri Batu Malang

Assalaamu'alaikum, Travellers! Gimana kabarnya hari ini? Oke, langsung aja ya. Kita akan nyinggung dikit tentang salah satu pasar di Batu Malang yang dijadikan sasaran wisatawan, yaitu Pasar Dewi Sri.


Pasar ini terletak di dekat pemandian Dewi Sri, Batu Malang. Lokasi yang dikelilingi pepohonan tinggi, kayaknya sih pinus ya Travellers, menjual banyak barang yang bisa dijadikan oleh-oleh sepulang dari Malang. 


Ada buah-buahan, kayak apel -mulai apel Malang yang ijo-ijo itu sampai apel Ana yang kuning merah itu-, jeruk, stroberi, dan berbagai buah lainnya. Ada sayur-mayur, kayak sop-sopan (maksudnya beragam bahan sayur sop, bukan sop bo'ongan) kayak wortel, kentang, kubis, daun bawang, seledri, kembang kol, tomat, sawi putih, buncis, dan sebagainya. 



Ada juga umbi-umbian, kayak ketela (mulai ketela putih, ketela kuning, hingga ketela ungu), singkong, bentul, dan sebagainya. 


Selain itu, di pasar ini juga tersedia cemilan sejenis kerupuk, keripik (yah, namanya juga kota yang suka produksi tumbuhan), intip, hingga cemilan buatan pabrik.



Di samping itu, karena udara di Batu Malang itu cukup adem bagi wisatawan yang tinggal di luar kota hujan, di Pasar Dewi Sri juga menyediakan topi, jas hujan, sarung tangan, dan peralatan penghangat badan lainnya buat pengunjung yang merasa kedinginan setiba di pasar itu. Tentunya dengan harga yang relatif murah. :)


Pingin nyari oleh-oleh lain yang bukan makanan? Tenang, di Dewi Sri juga ada yang jualan boneka, tas, souvenir, dan juga tanaman pot yang bisa kita bawa pulang dan dipelihara di rumah. Gimana? Udah siap meluncur ke Pasar Dewi Sri? ^_^


Pokoknya, kalau Travellers berangkat ke sana, pulangnya jangan lupa bagi-bagi oleh-oleh khas Batu Malang ke yang nulis ini ya, hehehe. So, let's enjoy travelling! Wassalaamu'alaikum.. :)

Kamis, 07 Mei 2015

Next On: Pasar Dewi Sri di Batu Malang

Assalaamu'alaikum, Travellers. Gimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan kaya ya. :)

Hari ini kita gak bahas banyak-banyak, cuma mau ngerencanain aja postingan besok mau masang apa. Yak, rencananya kita mau bahas tentang pasar Dewi Sri. Itu loooo pasar yang biasanya dijadikan jujugan para wisatawan yang dolan ke Batu Malang.



Nah, karena kita bahas pasar Dewi Sri-nya masih nanti, sekarang kita coba sebutin ya, apa aja yang masuk di daftar nama pasar di Batu Malang. Hanya saja, saat ini data yang masuk cuma dari Kabupaten Malang aja. Gapapa ya? :)

Pasar Kelas I
1 Pasar Lawang Jalan Raya Thamrin Lantai 2 Lawang 0341 426411 
2 Pasar Kepanjen Jalan Achmad Yani Kepanjen 0341 395283 
3 Pasar Singosari Jalan Raya Singosari 0341 458099 
4 Pasar Gondanglegi Jalan Hayamwuruk No. 01 Gondanglegi 0341 879294 
5 Pasar Tumpang Jalan Kudusan No. 250 Tumpang 0341 787558 
6 Pasar Dampit Jalan Pasar Baru No. 1 Dampit 0341 897110 
7 Pasar Karangploso Jalan Panglima Sudirman No. 5 Karangploso 0341 465907 
8 Pasar Turen Jalan Panglima Sudirman No. 01 Turen 0341 823884 
9 Pasar Pujon Jalan Raya Pujon 0341 524407 B

Pasar Kelas II
10 Pasar Wajak Jalan Suropati No. 80 Wajak 0341 7081916 
11 Pasar Sumberpucung Jalan Panglima Sudirman No. 44 Sumberpucung 0341 7081912 
12 Pasar Pakis Jalan Raya Pakis 0341 791295 
13 Pasar Sumbermanjing Wetan Jalan Raya No. 3 Sumbermanjing Wetan 0341 871766 
14 Pasar Donomulyo Jalan Raya Donomulyo - 
15 Pasar Bululawang Jalan Raya Bululawang 0341 833188 
16 Pasar Pakisaji Jalan Raya Pakisaji No. 1 Kec. Pakisaji - 
17 Pasar Wonokerto Jalan Raya Wonokerto Kec. Bantur - C

Pasar Kelas III
18 Pasar Bantur Jalan Raya Bantur Kec. Bantur 0341 841408 
19 Pasar Ngantang Jalan Raya Ngantang - 
20 Pasar Watesbelung Jalan Subandi Wonomulyo Kec. Poncokusumo 0341 788672 
21 Pasar Pagak Jalan Raya Hamid Rusdi Pagak - 
22 Pasar Ngebruk Jala Raya Ngebruk No. 81 Sumberpucung 0341 708911 
23 Pasar Tajinan Jalan Sriwangi Selatan Tajinan - 
24 Pasar Krebet Jalan Krebet Senggrong 0341 833339 
25 Pasar Jeru Jalan Raya Jeru Kec. Tumpang 0341 7081920 
26 Pasar Sumedang Jalan Raya Sumedang Kepanjen Malang 65163 - 
27 Pasar Sumbermanjing Kulon Jalan Raya Sumbermanjing Kulon - 
28 Pasar Bakroto - C

Pasar Kelas IV
29 Pasar Kaligadung Jalan Raya Kaligadung - 
30 Pasar Cungkal Jalan Raya Cungkal - 
31 Pasar Kromengan Jalan Raya Kromengan - 
32 Pasar Jabung Jalan Bromo No. 19 Kec. Jabung - 
33 Pasar Sedayu Jalan Panglima Sudirman No. 1 Turen - 

Sumber Data: Disperindag & Pasar Kab. Malang

Nah, masalah apa bedanya pasar kelas I, II, III, atau IV, coba tanya langsung ke sumber datanya aja deh. Yang nulis ini cuma sekedar ngobati rasa kangen aja udah lama gak nulis di blog, hehehe. Oke, si yu en bai bai. Wassalaamu'alaikum. ^_^

Jumat, 01 Mei 2015

Intermezzo: Gereja Ijen dan Gereja Kayutangan

Assalaamu'alaikum, Travellers! Hmmmm, kayaknya ada yang beda dengan postingan kali ini. Karena yang kita tampilkan bukan seperti yang terlihat di judul. Kalau judul di atas berbicara mengenai gereja di kota Malang, yaitu Gereja Ijen dan Gereja Kayutangan, ini bukan berarti kita mau semena-mena beribadah di sana. Yang kita maksudkan dari postingan ini adalah apa yang bisa kita lihat di bumi Allah, sekalipun itu berasal dari keyakinan yang berbeda dengan kita.


Coba kita lihat, gak perlu sampai masuk, karena belum tentu kita yang berlainan agama diizinkan masuk ke dalamnya. Setidaknya kita lihat dari luar aja. Tanpa referensi apa-apa, selain yang ada di gambar. Gimana? Setuju?


Gereja di atas ini dikenal dengan nama Gereja Ijen. Lhah? Tau dari gambar sebelah mananya? Ya tau aja, kan gerejanya sendirian (sendiri dalam Bahasa Jawa berarti ijen), hehehe. Gak lah, tadi habis baca bentar di Google, nama gerejanya apa gitu, kalau gak salah GPIB Immanuel. Pokoknya gereja ini terkenalnya dengan nama Gereja Ijen, karena lokasinya terletak di ujung bundaran Jl. Ijen, tepatnya ada di Jl. Guntur. Dilihat dari arsitekturnya, gereja ini kelihatan banget nuansa alam dan Eropanya ya? Lumrahlah, kan kabarnya gereja ini peninggalan Belanda jaman penjajahan dulu. :)


Selain gereja yang 'badannya' gemuk ini, ada juga gereja di Malang yang lebih ramping. Namanya Gereja Kayutangan. Gereja ini ada di Jl. Basuki Rahmat, di sekitar alun-alun Kota Malang. Nah, gereja ini juga menawarkan pemandangan keeropa-eropaan gitu.


Selain nuansa yang masih terjaga asli bekas peninggalan Belanda dulu, gereja ini juga menjadi saksi bisu terpeliharanya keharmonisan antarumat beragama. Menjadi saksi bisu bersatunya saudara sesama bangsa. Menjadi saksi bisu perwujudan Pancasila sila ketiga, Persatuan Indonesia. Gak percaya? Coba lihat, gambar-gambar di bawah ini yang menunjukkan melubernya jamaah shalat ied di jalan raya, hingga halaman gereja, dan pihak gereja memakluminya.


Tuh, kaaannn! Salut beratus-ratus jempol deh buat masyarakat Malang yang jiwa toleransinya luar biasa tinggi, bahkan untuk sesuatu yang sensitif seperti pelaksanaan ibadah yang berbeda keyakinan ini. :)


Benar-benar luar biasa kan? Yang Islam bersatu dengan yang Nasrani, sementara yang Nasrani menghormati ibadah yang Islam. Kereeeeennnnnnn!!!! (y) (y) (y)


Ini bukan hanya sebagai bukti bahwa kerukunan terjalin, tetapi lebih dari itu, bahwa bangsa Indonesia, khususnya warga Malang, sangat menghormati perbedaan dengan tidak menjadikan perbedaan itu sebagai sarana perpecahan. Luar biasa!

Sampai di foto-foto seperti ini, si penulis blog ini langsung speechless alias kehabisan kata-kata. Cukup gambar aja yang mewakilkan semua isi hatinya. Berasa kayak punya saudara jauh yang menurut banyak manusia gak akan bisa bersatu tapi kenyataannya malah terbukti sebaliknya.


Udah, ah, Travellers! Jadi pingin nangis bawaannya kalau lihat Indonesia yang sering berantem antarsuku, antaretnis, antaragama, di Kota Malang yang tampak malah berlawanan dari kabar itu semua. Intinya, tetap puji Allah dimanapun kita berada, termasuk saat melihat hamba-hambaNya yang berbeda pemikiran dan pandangan saling memanusiakan satu sama lainnya. Ketemu di postingan selanjutnya. Wassalaamu'alaikum. ^_^

Selasa, 28 April 2015

Jangan Jalan-Jalan ke Batu Malang!

Assalaamu'alaikum, Travellers! Wuaduh! Itu judulnya sadis gitu ya? Coba kita bahas bareng-bareng secara full version kenapa si blogger ini bikin tulisan pake titel agak serem gitu, pake ngelarang kita-kita untuk berwisata ke daerah yang jelas-jelas jadi kota wisata itu.



Tulisan ini tidak lain dan tidak bukan adalah sebuah protes karena lingkungan yang jadi kurang indah saat wisatawan yang gak sadar lingkungan datang ke Kota Batu Malang. Mereka enak-enak aja tuh wisata kuliner, wisata rohani, wisata alam, wisata edukasi, dan berbagai jenis wisata lainnya, tapi malah gak sadar -atau pura-pura lupa- kalau kota ini adalah kota hijau. Atau mungkin kita perlu memberitahu dan mengingatkan bahwa Kota Batu Malang ini bukan "kota buang sampah sembarangan"!



Kita, sebagai Travellers yang baik dan cinta lingkungan, harusnya kita gak mencontoh mereka. Kita jalan-jalan atau travelling itu untuk bersatu dengan lingkungan, bukan berpisah dari lingkungan. Untuk berpadu dengan alam, bukan berseteru dengan alam.

Sudah lihat foto di atas? Foto itu diambil di pinggiran laguna Sempu yang MESTINYA alami dan indah, tapi nyatanya malah terkotori oleh sampah-sampah mereka yang kayaknya rasa tanggung jawabnya digadein kemana gitu. Kalau aja yang nulis ini boleh tinggal di Sempu 30 hari berturut-turut, tanpa gangguan administrasi dan perizinan, pingin gitu rasanya ngebersihin itu semua dan nulis gede-gede di sana, "JANGAN DATANG KE BATU MALANG KALAU HANYA UNTUK MENGOTORI ALAM KAMI!" atau "YA ALLAH, CABUTLAH NYAWA SIAPAPUN YANG BUANG SAMPAH SEMBARANGAN DI KOTA INI", atau kalimat-kalimat sejenisnya. Kalau ada yang gak setuju, angkat jempol ke atas! (y)

Makasih udah baca dan wassalaamu'alaikum..

Senin, 27 April 2015

Next On: Batu dan Malang

Assalaamu'alaikum, Travellers! Apa kabaaaar? Sekali lagi maaf nih, hari ini kita gak bahas apa-apa dulu, cuma sekedar siap-siap buat besok aja. Rencananya nih besok kita bahas apa yang ada di Batu dan Malang. Tentang apa itu? Rahasia dong! :)

Pokoknya tunggu postingan besok ya! See you and...
Wassalaamu'alaikum. :)

Selasa, 21 April 2015

Kawasan Ramah Pejalan Kaki di Batu Malang

Assalaamu'alaikum, Travellers! Hai hai haiiiii! Cie cieeeeee, kemarin udah update, sekarang update lagi nih ceritanya. Ya iyalah, namanya juga jadwal updatenya setiap Senin dan Selasa. Di-stand by terus ya di dua hari itu untuk ngobrol bareng kita-kita mengenai oleh-oleh khas Batu Malang atau segala sesuatu yang berhubungan dengan Batu Malang. Seperti saat ini, yang akan kita bahas adalah lokasi yang nyaman untuk dijadikan objek yang enak buat para pedestrian alias Travellers yang suka jalan kaki.

So, dimana aja lokasi itu? Yuk kita daftar satu per satu. :)



1. Alun-alun Kota Malang, kalau Travellers ke sini, gak perlu takut kelaperan, karena alun-alun ini dikelilingi pusat perbelanjaan (plaza) dan banyak penjual makanan tersebar di sekitarnya. :)

2. Jl. Ijen (Ijen Boulevard), yang mana di sekitar jalan tersebut juga ada museum Brawijaya, gereja Katholik, perpustakaan umum, masjid agung, dan Toko Oen.

3. Alun-alun Kota Batu, yang juga ada bianglala, taman air mancur untuk anak-anak, area bebas rokok, dan kran air siap minum.

4. Jl. Pahlawan, yang di situ bisa kita jumpai monumen TRIP (Tentara Pelajar Republik Indonesia), dan Bakso Bakar Pahlawan Trip.

5. Alun-alun Tugu (alun-alun bundar), yang cucok banget buat jalan-jalan pas malam hari karena banyak lampu warna-warni yang menghiasi alun-alun ini saat hari telah gelap. Di sekitar alun-alun ini ada balai kota Malang dan Inggil Resto yang nuansanya Malaaaaaangggg banget, karena ada jejeran patung khas Malang setelah pintu masuknya. :)

Nah, kalau Travellers nemu lagi lokasi buat pejalan kaki yang nyaman dan indah di Batu Malang, bagi-bagi ilmu di kolom komentar ya. I'll wait for it as always and wassalaamu'alaikum. ^_^